Halaman

Sabtu, 28 Januari 2012

RUANG-RUANG RUMAH

                               di pekarangan depan telah dipersiapkan pot-pot bunga dan tong sampah
untuk penghibur mata
kaca-kaca bening menjadi pembatas luar dan dalam
antara bau debu dan sengat asap rokok

di ruang tamu kursi-kursi dan meja kebesaran saling sesak
dan saling berdesak,
tempat menerima tamu kesiangan dan pengemis kemalaman
juga tempat mengenang jabat tangan serta ramahnya sepasang bibir penghantar kebohongan

di ruang tengah seonggok tv dinyalakan pada segala persaksian, mendengarkan
gelak tawa keluarga disetiap perkumpulan arisan waktu

ditiap-tiap kamar dipasangi terali besi sebagai penghalau segala teluh dan
guna-guna. ranjang-ranjang menantang kaku dikesepiannya, menunggu
roh-roh bermain dalam ketiadaan waras pikiran

di dapur sampah kulit bawang berserakan, bercampur dengan aroma asin garam
menulari nasib-nasib piring dimeja makan, membahas tentang kompor yang dingin
dan tak berminyak

di kamar mandi segala harta terkumpul-----bau pesing diwariskan
turun temurun, menjadi titk awal keberanian, menantang kepolosan diri
pada bayang-bayang cermin

di laman belakang telah dipersiapkan sepuluh kubur, nganga lubang
hampa, tempat berternak cacing dan belatung

di setiap sudut rumah sengaja dicipta alamat, biar waktu tak tersesat di muka pintu
bagi pengembaraan diri, karena dicelah-celahnya selalu terbentuk kisah-kisah
yang saling mengontraskan bahkan mengaburkan, sebagaimana bahagia
seringkali berpondasikan derita,dan sengsara mengawali awal kesuksesan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar