untuk
penghibur mata
kaca-kaca
bening menjadi pembatas luar dan dalam
antara
bau debu dan sengat asap rokok
di
ruang tamu kursi-kursi dan meja kebesaran saling sesak
dan
saling berdesak,
tempat
menerima tamu kesiangan dan pengemis kemalaman
juga
tempat mengenang jabat tangan serta ramahnya sepasang bibir penghantar
kebohongan
di
ruang tengah seonggok tv dinyalakan pada segala persaksian, mendengarkan
gelak
tawa keluarga disetiap perkumpulan arisan waktu
ditiap-tiap
kamar dipasangi terali besi sebagai penghalau segala teluh dan
guna-guna.
ranjang-ranjang menantang kaku dikesepiannya, menunggu
roh-roh
bermain dalam ketiadaan waras pikiran
di
dapur sampah kulit bawang berserakan, bercampur dengan aroma asin garam
menulari
nasib-nasib piring dimeja makan, membahas tentang kompor yang dingin
dan
tak berminyak
di
kamar mandi segala harta terkumpul-----bau pesing diwariskan
turun
temurun, menjadi titk awal keberanian, menantang kepolosan diri
pada
bayang-bayang cermin
di
laman belakang telah dipersiapkan sepuluh kubur, nganga lubang
hampa,
tempat berternak cacing dan belatung
di
setiap sudut rumah sengaja dicipta alamat, biar waktu tak tersesat di muka
pintu
bagi
pengembaraan diri, karena dicelah-celahnya selalu terbentuk kisah-kisah
yang
saling mengontraskan bahkan mengaburkan, sebagaimana bahagia
seringkali
berpondasikan derita,dan sengsara mengawali awal kesuksesan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar