Halaman

Kamis, 28 Juni 2012

LILIN KE-24


          Ulang tahun! Ulang tahun!
          Bulan ini, akhir bulan Juli ini, saya bakal meniup dan memadamkan lilin kehidupan saya. Tentu saja, sebelum aku meniup lilin itu, saya akan menyertakan pengharapan besar diantara desahan nafas saya, hingga akhirnya, ketika lilin itu padam, semuanya seperti keterlanjuran---saya tak dapat meminta apa-apa lagi selain yang telah didoakan sebelum lilin itu padam
          Diusia saya yang menginjak angka kedewasaan itu, tak pernah sekalipun saya menemukan yang namanya kebenaran, keadilan, kebajikan, ataupun segala hal yang begitu diharapkan oleh semua insan manusia dimuka bumi ini. Dalam doa lilin ulang tahunku nanti, aku belum menentukan doa macam apa yang mesti kupanjatkan. Wajarkah apabila aku meminta hal-hal yang tak selayaknya terwujud seperti hal-hal diatas?
          Yang aku tahu, apa yang dianggap kebenaran bagi sebagian besar umat manusia rata-rata berasal dari pembenaran yang diterapkan oleh seseorang. Oleh sebab itu, saya berpikir, barangkali hal yang pantas aku lakukan tidaklah cukup dengan doa saja. Tindakan nyata mesti saya lakukan, karena pembenaran diatas segala-galanya. Singkatnya, apabila saya ingin sukses, saya harus berani melabrak segala tradisi dan apapun yang telah umum dianggap benar dalam masyarakat. Barangkali juga, tak ada salahnya saya membuat pembenaran yang lain, karena setiap hal memiliki sudut pandang yang salah dan benar. Semutla-mutlaknya kebenaran pastilah ada sisi salahnya yang dapat meruntuhkan satu kebenaran tersebut.
           Begitupula halnya dengan keadilan, karena memang yang ada itu hanya pengadilan.
          Ketika kita berada didalam ruang sidang jelaslah yang kita cari bukanlah keadilan. Kita hanya butuh satu pembenaran saja agar persidangan itu mau adil terhadap pihak kita. Dan, saat kita kalah yang dapat kita andalkan hanyalah keikhlasan. Keiklahasan adalah satu-satunya hal yang dapat membohogi kita dalam mendapatkan rasa adil. Selebihnya, kita tunggu waktu yang tepat dan usahakan sekeras-kerasnya agar pembenaran yang kita buat diamini oleh hakim dan masyarakat.
            Di ulang tahun saya ke-24 ini rasanya terlalu naïf apabila saya bersikap patuh. Seperti yang telah diutarakan diatas pembenaran merupakan cara hidup yang paling bisa ditolerir. Untuk membuat pembenaran juga tak bisa sembarangan. Buku-buku yang berisi berbagai macam pembenaran dari penulisnya adalah sumber bagi saya untuk menentukan arah hidup saya kedepannya dengan berbagai macam pembenaran.
          Namun sebelum segalanya terwujud, aku akui, sepanjang umur yang telah saya jalani adalah segalanya tentang kegagalan. Saya yakin apa yang saya pikirkan telah melampaui zamannya hingga belum bisa diterima oleg sebagian besar masyarakat. Hasilanya, tentu saja terjatuh dan terjatuh. Yah itulah yang namaya pembenaran yang dapat memberikan jalan seadil-adilnya terhadap kehidupan kita.
          Barangkali doa yang paling tepat aku panjatkan saat meniup lilin ke-24 nanti adalah waktu tak cepat berlalu, waktu mampu menyimpan setiap detaknya untuk hal-hal yang lebih penting. Ya, saya berharap lilin ke-25 dan lilin-lilin berikutnya tak segera datang meghampiri sebelum saya mendapatkan pijakan yang tepat dimuka bumi ini.